Sunday, November 4, 2007

RAHASIA KHUSYUK

Seorang ahli ibadah bernama Isam bin Yusuf, dia sangat warak dan sangat khusyuk sholatnya. Namun dia selalu khawatir kalau-kalau ibadahnya kurhang khusyuk dan selalu bertanya kepada orang yang dianggapnya lebih ibadahnya, demi untuk memperbaiki dirinya yang selalu dirasakan kurang khusyuk.


Pada suatu hari, Isam menghadiri majlis seorang abid bernama Hatim Al-Isam dan bertanya : "Wahai Aba Abdurrhahman bagaimanakah caranya tuan sholat?"


Hatim berkata : " Apabila masuk waktu sholat aku berwudhu zahir dan batin. "


Isam bertanya, " Bagaimana wudhu zahir dan batin itu?"


Hatim berkata, "Wudhu zahir sebagaimana biasa, yaitu membasuh semua anggota wudhu dengan air; sementarha wudhu batin ialah membasuh anggota dengan tujuh perkara :


1. Bertaubat


2. Menyesali dosa yang dilakukan


3. Tidak tergila-gilakan dunia


4. Tidak mencari/ mengharapkan pujian orang (riya')


5. Tinggalkan sifat berbangga


6. Tinggalkan sifat khianat dan menipu


7. Meninggalkan sifat dengki


Seterusnya Hatim berkata, " Kemudian aku pergi ke masjid, aku kemaskan semua anggotaku dan menghadap kiblat. Aku berdiri dengan penuh kewaspadaan dan aku bayangkan Allah ada dihadapanku, syurga di sebelah kananku, neraka disebelah kiriku, malaikat maut berada dibelakangku, dan aku bayangkan pula bahwa aku seolah-olah berdiri diatas titian 'Sirratal Mustaqim' dan aku menganggap bahwa sholatku kali ini adalah sholat terakhirku kemudian aku berniat dan bertakbir dengan baik.


Setiap bacaan dan doa dalam sholat kufaham maknanya, kemudian aku ruku' dan sujud dengan tawadhu', aku bertasyahud

dengan penuh pengharapan dan aku memberi salam dengan ikhlas. Beginilah aku bersholat selama 30 tahun.


Apabila Isam mendengar, menangislah dia karena membayangkan ibadahnya yang kurang baik bila dibandingkan dengan Hatim


Sumber:
-101 Kisah Teladan ( aplikasi Versi 1.0 Diprogram oleh Novel Yahya)
- PC E-book 1001 Kisah Teladan by Heksa



.

Antara Sabar dan Mengeluh

Pada zaman dahulu ada seorang yang bernama Abul Hassan yang pergi haji di Baitul Haram. Diwaktu tawaf, tiba-tiba ia melihat seorhang wanita yang bersinar dan berseri wajahnya.

“Demi Allah, belum pernah aku melihat wajah secantik dan secerah wanita itu,tidak lain kerana itu pasti kerhana tidak pernah risau dan bersedih hati”

“Tiba-tiba wanita itu mendengar ucapan Abul Hassan lalu ia bertanya, “Apakah katamu hai saudaraku?” Demi Allah aku tetap terbelenggu oleh perasaan dukacita dan luka hati kerana risau, dan seorang pun yang menyekutuinya aku dalam hal ini. “

Abu Hassan bertanya, “Bagaimana hal yang merisaukanmu?”

Wanita itu menjawab, “Pada suatu hari ketika suamiku sedang menyembelih kambing korban, dan pada aku mempunyai dua orang anak yang sudah bisa bermain dan yang satu masih menyusu, dan ketika aku bangun untuk membuat makanan, tiba-tiba anakku yang agak besar berkata pada adiknya, “Hai adikku, sukakah aku tunjukkan padamu bagaimana ayah menyembelih kambing?”

Jawab adiknya, “Baiklah kalau begitu?”

Lalu disuruh adiknya baring dan disembelihkannya leher adiknya itu. Kemudian dia merasa ketakutan setelah melihat darah memancut keluar dan lari ke bukit yang mana disana ia dimakan oleh serigala, lalu ayahnya pergi mencari anaknya itu sehingga mati kehausan dan ketika aku letakkan bayiku untuk keluar mencari suamiku, tiba-tiba bayiku merangkak menuju periuk yang berisi air panas , ditariknya periuk tersebut dan tumpahlah air panas terkena ke badannya habis melecur kulit badannya. Berita ini terdengar kepada anakku yang telah menikah dan tinggal didaerah lain, maka ia jatuh pingsan hingga sampai menuju ajalnya. Dan kini aku tinggal sebatang kara di antara mereka semua.

Lalu Abul Hassan bertanya, “Bagaimanakah kesabaranmu menghadapi semua musibah yang sangat hebat itu?”

Wanita itu menjawab, “Tiada seorang pun yang dapat membedakan antara sabar dengan mengeluh melainkan ia menemukan di antara keduanya ada jalan yang berbeda. Adapun sabar dengan memperbaiki yang lahir, maka hal itu baik dan terpuji akibatnya. Dan adapun mengeluh, maka orangnya tidak mendapat ganti yakni sia-sia belaka.

Rasulullah s.a.w bersabda dalam firman Allah dalam sebuah hadith Qudsi :

“Tidak ada balasan bagi hamba-Ku yang mukmin, jika Aku ambil kekasihnya dari ahli dunia kemudian ia sabar, melainkan surga baginya.”

Rasulullah bersabda:

"Tiga macam dari tanda kekafiran terhadap Allah, merobek baju, mengeluh, dan menghina nasab orang”

Dan Sabdanya pula:

“Mengeluh itu termasuk kebiasaan jahiliyyah, dan orhang yang mengeluh, jika ia mati sebelum taubat, maka Allah akan memotongnya bagi pakaian dari uap neraka (Riwayat oleh Imam Majah) .




Sumber:
-101 Kisah Teladan ( aplikasi Versi 1.0 Diprogram oleh Novel Yahya)

- PC E-book 1001 Kisah Teladan by Heksa


Fathimah Az-Zahra dan Gilingan Gandum

Suatu hari masuklah Rasulullah SAW menemui anandanya Fathimah Az-Zahra rha. Didapatinya anandanya sedang menggiling syair (sejenis padi-padian) dengan menggunakan sebuah penggilingan tangan dari batu sambil menangis. Rasulullah SAW bertanya pada anandanya, “apa yang menyebkan engkau menangis wahai Fathimah?, semoga Allah SWT tidak menyebabkan matamu menangis”. Fathimah rha. Berkata, “Ayahanda, penggilingan dan urusan-urusan rumahtanggalah yang meyebabkan ananda menangis”. Lalu duduklah Rasulullah SAW di sisi anandanya. Fathimah rha. melanjutkan perkataanya, “Ayahanda sudikah kiranya Ayahanda meminta ‘Aliy (suaminya) mencarikan ananda seorang jariah untuk menolong ananda menggiling gandum dan mengerjakan pekerjaan-pekerjaan di rumah”. Mendengar perkataan anandanya ini maka bangunlah Rasulullah SAW mendekati penggilingan itu. Beliau mengambil syair dengan tangannya yang diberkati lagi mulia dan diletakkannya didalam penggilingan tangan itu seraya diucapkannya “Bismillaahirrhahmaanirrhahiim” Penggilingan tersebut berputar dengan sendirinya dengan izin Allah SWT. Rasulullah SAW meletakkan syair kedalam penggilingan tangan itu untuk anandanya dengan tangannya sedangkan penggilingan itu berputar dengan sendirinya seaya bertasbih kepada Allah SWT dalam berbagai bahasa sehingga habislah butir-butir syair itu digilingnya.

Rasulullah SAW berkata kepada gilingan tersebut “berhentilah berputar dengan izin Allah SWT”, maka penggilingan itu berhenti berputar lalu penggilingan itu berkata-kata dengan izin Allah SWT yang berkuasa menjadikan segala sesuatu dapat bertutur kata. Maka katanya dalam bahasa Arab yang fasih, “ya Rasulullah SAW, demi Allah Tuhan yang telah menjadikan baginda dengan kebenaran sebagai Nabi dan Rasul-Nya, kalaulah baginda menyuruh hamba menggiling syair dari Masyriq dan Maghribpun niscaya hamba gilingkan semuanya. Sesungguhnya hamba telah mendengar dalam kitab Allah SWT suatu ayat yang berbunyi : (artinya) “ Hai orang-orang yang beriman, peliharhalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya parha malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang dititahkan-Nya kepada mereka dan mereka mengerjakan apa yang dititahkan”. maka hamba takut, ya Rasulullah kelak menjadi batu yang masuk ke dalam neraka .

Rasulullah SAW kemudian bersabda kepada batu penggilingan itu, “bergembiralah karena engkau adalah salah satu dari mahligai Fathimah az-zahra di dalam Surga”. Maka bergembiralah penggilingan batu itu mendengar berita itu kemudian diamlah ia.

Rasulullah SAW kemudia bersabda kepada anandanya, “jika Allah SWT menghendaki wahai Fathimah, niscaya penggilingan itu berputar dengan sendirinya untukmu. Akan tetapi Allah SWT menghendaki dituliskan-Nya untukmu beberhapa kebaikan dan dihapuskan oleh Nya beberapa kesalahanmu dan diangkat-Nya untukmu beberapa derajat. Ya Fathimah, perempuan mana yang menggiling tepung untuk suaminya dan anak-anaknya, maka Allah SWT menuliskan untuknya dari setiap biji gandum yang digilingnya suatu kebaikan dan mengangkatnya satu derajat.
Ya Fathimah, perempuan mana yang berkeringat ketika ia menggiling gandum untuk suaminya maka, Allah SWT menjadikan antara dirinya dan neraka tujuh buah parit.
Ya Fathimah perempuan mana yang meminyaki rhambut anak-anaknya dan menyisir rambut mereka dan mencuci pakaian mereka maka Allah SWT akan mencatatkan baginya ganjaran pahala orang yang memberi makan kepada seribu orang yang lapar dan memberi pakaian kepada seribu orang yang bertelanjang.
Ya Fathimah perempuan mana yang menghalang-halangi hajat tetangga-tetangganya ,maka Allah SWT akan menghalanginya dari meminum air telaga Kautsar pada hari kiamat.

Ya Fathimah, yang lebih utama dari itu semua adalah keridhaan suami terhadap istrinya. Jikalau suamimu tidak ridha denganmu tidaklah akan aku do’akan kamu. Tidaklah engkau ketahui wahai Fathimah bahwa ridha suami itu dari Allah SWT dan kemarahannya itu dari kemarahan Allah SWT?. Ya Fathimah, apabila seseorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya maka beristighfarlah para malaikat untuknya dan Allah SWT akan mencatatkan baginya tiap-tiap hari seribu kebaikan menghapuskan darinya seribu kejahatan. Apabila ia mulai sakit hendak melahirkan maka Allah SWT mencatatkan untuknya pahala orang-orang yang berjihad pada jalan Allah yakni perang sabil. Apabila ia melahirkan anak maka keluarlah ia dari dosa-dosanya seperti keadaannya pada hari ibunya melahirkannya dan apabila ia meninggal tidalah ia meninggalkan dunia ini dalam keadaan berdosa sedikitpun, dan akan didapatinya kuburnya menjadi sebuah taman dari taman-taman surga, dan Allah SWT akan mengkaruniakannya pahala seribu haji dan seribu umrah serta beristighfarlah untuknya seribu malaikat hingga hari kiamat.
Perempuan mana yang melayani suaminya dalam sehari semalam dengan baik hati dan ikhlas serta niat yang benar maka Allah SWT akan mengampuni dosa-dosanya semua dan Allah SWT akan memakaikannya sepersalinan pakaian yang hijau dan dicatatkannya untuknya dari setiap helai bulu dan rambut yang ada pada tubuhnya seribu kebaikan dan dikaruniakan Allah untuknya seribu pahala haji dan umrhah. Ya Fathimah, perempuan mana yang tersenyum dihadapan suaminya maka Allah SWT akan memandangnya dengan pandangan rahmat. Ya Fathimah perempuan mana yang menghamparkan hamparan atau tempat untuk berbaring atau menata rumah untuk suaminya dengan baik hati maka berserulah untuknya penyeru dari langit (malaikat)”teruskanlah amalmu maka Allah SWT telah mengampunimu akan sesuatu yang telah lalu dan sesuatu yang akan datang”. Ya Fathimah, perempuan mana yang meminyak-kan rambut suaminya dan janggutnya dan memotongkan kumisnya serta menggunting kukunya maka Allah SWT akan memberinya minuman dari sungai-sungai Surga dan Allah akan meringankan sakarotulmaut-nya, dan akan didapatinya kuburnya menjadi sebuah taman dari taman-taman Surga serta Allah SWT akan menyelamatkannya dari api neraka dan selamatlah ia melintas diatas titian Shirat”

Sumber:
- 101 Kisah Teladan ( aplikasi Versi 1.0 Diprogrham oleh Novel Yahya)
- PC E-book 1001 Kisah Teladan by Heksa

Tuesday, October 30, 2007

Tabungan dan Investasi Akhirat

Apakah anda memiliki uang extra? Orang2 selalu mencoba menemukan bagaimana cara membuat uang mereka "lebih BesAr ". Sebelumnya, aku tidak sedang membincangkan tentang Tabungan. Ini cenderung kepada Investasi. Tapi bagaimana kalau kita menghadapi dua keadaan apakah harus menginvestasikan Uang didunia dibandingkan meminjamkannya kepada Saudara yg sedang membutuhkan.

Kadang-kadang kita lupa bahwa meminjamkan uang tersebut juga akan menjadi Investasi akhirat. KoQ Bisa?

Nabi kita berkata bahwa ketika kita meminjamkan uang kita kepada saudara kita, Allah akan menghitungnya sebagai sebuah sedekah setiap hari senilai uang yang kita pinjamkan kepada saudara kita sampai waktu pembayaran. Subhanallah..

Jadi ,sekarang pliiis deh jangan pernah berpikir dua kali jika kamu memiliki uang berlebih sementara saudaramu membutuhkannya. Segera dapatkan Pengembalian tinggi dari investasi anda. Di jamin gk bakal rugi deh!

Sekarang, beberapa orang yang cenderung untuk menyimpan uang mereka di Bank selalu ingin menemukan Bank terbaik yang bisa membuat uang mereka "Lebih besar". Some moslems still do that. Some others not. Tapi bagi mereka yang mengerjakan itu lupa akan Tabungan akhirat. Tabungan abadi untuk kehidupan kita sesudah diDunia. Mengapa kita selalu menyimpan uang kita di Bank smentara tidak pernah menganggarkan tabungan akhirat? Uang yang kita berikan sebagai sedekah (Bukan dipinjamkan ya!) kepada orang-orang miskin akan menjadi tabungan akhirat kita.

Bisakah kita bersedekah di saat kekurangan(Sempit) maupun kecukupan harta(Lapang) sebagaimana yang Rasul kita katakan? Jika kita tidak Bisa bershodaqoh di waktu kita kekurangan, kenapa kita mencoba belajar bersedekah diwaktu kelebihan harta?

Dunia berputar. Seseorang tidak pernah tau nasib kita diwaktu mendatang. Mungkin kita berpikir bahwa kita memiliki segalanya sekarang, tetapi siapa yg tau suatu saat nanti?

*Posting khusus ini dipersembahkan untuk seseorang yng selalu dekat denganku. "Berbahagialah atas Janji ALLAH"

Monday, October 29, 2007

Kunci-Kunci Kemenangan

Ini saya postingkan beberapa kata yang diambil dari bukunya Dr. 'Aidh Al-Qarni (Judul: KiAt Menjadi Wanita paling bahagia di Dunia &Akhirat).

Ini Mereka:

Kunci Kejayaan adalah taat kepada Allah dan Rasul-Nya

Kunci rezeki adalah usaha disertai istighfar dan ketakwaan.

Kunci surga adalah ketauhidan

Kunci keimanan adalah merenungi ayat-ayat Allah dan makhluk-makhluk-Nya.

Kunci kebajikan adalah kejujuran.

Kunci hidupnya hati adalah mentadabburi Al-Qur'an, tadharru (merendahkan diri kepada Allah) di waktu sahur, dan meninggalkan dosa.

Kunci ilmu adalah baik dalam bertanya, memperhatikan, dan mendengarkan.

Kunci kemenangan adalah sabar.

Kunci keberuntungan adalah ketakwaan.

Kunci penambahan adalah syukur.

Kunci kecintaan pada akhirat adalah zuhud terhadap dunia.

Kunci terkabulnya doa adalah berdoa.

Wallahualam bishowab

Sunday, October 28, 2007

Perhiasan Dan Kosmetika Muslimah

Kosmetik Muslimah

Bedaknya air wudhu
Celak matanya ghodul bashar
Perona matanya bersyukur hati yang nampak dalam binar mata
Perona pipinya rasa malu
Lipstiknya Kejujuran & untaian kata penuh hikmah
Pelembab bibirnya adalah dzikir dan melantunkan ayat-ayat Quran


Perhiasan Muslimah

Giwangnya adalah mendengarkan Al Quran dan nasehat yang baik
Kalungnya adalah kelapangan dada, Qanaah dan pemaaf
Gelangnya adalah suka shodaqoh
Cincinnya adalah selalu menunjuki manusia pada jalan kebenaran dan kebaikan
Mahkotanya adalah penjagaan diri
Pakaiannya adalah pakaian Taqwa
Alas kakinya adalah Mujahadah dan Istiqamah